Tanggal 11 Muharram Ada Puasa Sunnah?

keluarga muslim
Foto : keluarga muslim pergi ke masjid (wikipedia.org)

Selain puasa tasu’a (9 Muharram) dan puasa asyura (10 Muharram), tidak sedikit ulama yang menjelaskan puasa sunnah pada tanggal 11 Muharram. Misalnya diterangkan dalam Fikih Manhaji mazhab Syafi’i dan Fiqih Sunnah.

Sayyid Sabiq menuliskan dalam Fiqih Sunnah, para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura ada tiga tingkatan. Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Dan ketiga, berpuasa hanya pada hari kesepuluh.

Syaikh DR. Mushthafa Al Bugha, Syaikh DR. Mushthafa Al Khann, dan Syaikh Ali al Syurbaji dalam Fikih Manhaji menjelaskan, bagi muslim yang pada hari kesembilan terlanjur tidak puasa, ia dianjurkan berpuasa pada hari kesebelas sehingga puasanya tidak hanya pada hari asyura. (Baca: Jika Terlanjur Tidak Puasa 9 Muharram)

“Adapun hikmah mengapa disunnakan berpuasa pada hari ke-9 dan ke-10 adalah demi menjaga kehati-hatian, sebab adakalanya terjadi kekeliruan saat menentukan awal bulan. Selain itu, puasa pada hari ke-9 juga sebagai pembeda antara umat Islam dengan orang Yahudi, sebab orang Yahudi biasa berpuasa pada hari ke-10. Oleh karena itu, disunnahkan berpuasa pada dua hari. Dan jika seseorang luput mengerjakan puasa pada hari ke-9, maka dianjurkan baginya untuk berpuasa pada hari ke-11 demi menjaga perbedaan dengan orang Yahudi.”

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Wallahu a’lam bish shawab. *)


*ditulis oleh Muchlisin BK(Bersamadakwah)
 dialihbahasakan oleh Raj