Bersama Al Quran

Menggapai Sukses Dengan Inspirasi Al Quran

Bersama Al Quran
Hidup Bersama Al Quran

Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup.

Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf.  Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk Islam.

Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah, ia meninggalkan seluruh hartanya di Makkah.  Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin untuk berhijrah. Di kota yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi Al-Anshari.

Sa’ad termasuk orang kaya di antara penduduk Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya berkata, “Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di kota ini!”

Sa’ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana. Belum lama menjalankan bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun mendatangi Rasulullah seraya berkata, “Saya ingin menikah, ya Rasulullah,” katanya.

“Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?” tanya Rasul SAW. “Emas seberat biji kurma,” jawabnya. Rasulullah bersabda, “Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu.”

Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia dijuluki ‘Sahabat Bertangan Emas’.

Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka’ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.

Begitulah gambaran kesuksesan sahabat Abdurrahman bin Auf, ia tidak mau menggantungkan dirinya pada pertolongan orang lain. Tampaknya dia memahami bahwa menggapai kesuksesan bukan dengan cara demikian melainkan dengan menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam menggapai cita-cita. Karena banyak jalan yang kelihatannya mengantarkan manusia pada kesuksesan namun hakikatnya hanya kesuksesan semu yang akan menambah nestapa mereka. Karena kesuksesan sejati adalah apabila manusia sukses menjalani hidupnya di dunia sesuai  dengan kehendak Allah yang telah menciptakannya.

Definisi Sukses

Arti atau makna kesuksesan pastinya berbeda-beda bagi tiap individu. Ada yang berpendapat bahwa  kesuksesan adalah mengerjakan apa yang kita cintai dan mencintai apa yang kita kerjakan serta kita memperoleh penghargaan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kuncinya adalah passion dan penghargaan.

Passion adalah faktor utama yang merupakan penentu kesuksesan kita untuk menjadi pribadi yang sukses. Passion berkaitan dengan potensi yang kita miliki. Sesuatu yang telah ada dalam pribadi kita dan menunggu untuk kita bangunkan dan maksimalkan potensinya.

Dr.Haward Gardner tokoh Multiple Intelliginces menerjemahkan arti sukses sebagai keberhasilan seseorang dalam menemukan potensi keunggulan dirinya untuk bisa menjadi yang terbaik di bidangnya sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang lain, hasil pengamatan Gardner yang menemukan banyak orang yang dikatakan sukses secara financial, namun hidupnya tidak bahagia, ternyata hal ini disebabkan karena orang tersebut memilih pekerjaan / profesi yang tidak sesuai dengan keinginan hati dan potensi terpendam yang dimilikinya.

Berbeda lagi dengan pengertian sukses menurut orang awam. Diakui atau tidak kebanyakan dari kita dan para orang tua di negeri ini secara awam memaknai sukses sebagai seorang yang kaya, hidup mapan memiliki banyak harta,dan terpandang di mata masyarakat, oleh karena itu para orang tua dalam medidik anaknya yang terpikir adalah bagaimana supaya nanti anaknya mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, oleh karenanya orang tua dari sejak awal mengarahkan anaknya untuk memilih jurusan pendidikan yang bisa menghasilkan penghasilan besar, dan bukan karena keahlian profesinya, mungkin itu sebabnya jika kita menanyakan kepada anak kecil tentang cita-cita mereka cenderung yang muncul adalah The Big Five, atau lima besar profesi yaitu Dokter, Insinyur, Pilot, Arsitek, Akuntan dan Bangkir.

Jika dirumuskan maka makna sukses secara awam yang di anut sebagian besar masyarakat kita adalah M-M-M-H,Money- Money- Money-Happiness. Artinya adalah fokus pada penghasilan besar, gaji besar, tunjangan besar, dan nanti kamu akan hidup bahagia, namun sayangnya pada kenyataannya tidak demikian.

Sedangkan pengertian Sukses Menurut Orang Sukses berlainan pula. Hampir di seluruh dunia orang-orang yang sangat sukses memiliki pandangan yang sangat jauh berbeda dengan orang awam pada umumnya, mereka memiliki pandangan bahwa uang / money atau harta bukanlah efek dan bukan sebab dari sebuah kebahagian. Di Negara maju para orang tua dalam membibing anaknya menuju sukses, mereka lebih membimbing anaknya untuk terlebih dahulu menemukan kegiatan atau profesi apa yang membuat dirinya bahagia.

Sudah lumrah, setiap orang memiliki definisi sukses masing-masing. Karena memang terlahir dengan latar belakang yang berbeda-beda, lingkungan yang berbeda, dan kultur yang berbeda pula. Akan tetapi, seringkali seseorang  salah mengartikan kesuksesan . Atau mendefinisikannya sesuai dengan kehendak masing-masing. Kalau sudah begini, boleh jadi definisi sukses itu mengikuti hawa nafsu saja. Atau sangat bersifat subjektif.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya, jika kita kembali mencari standar kesuksesan dan kebahagiaan yang objektif. Yang bersumber dari Allah, Tuhan Semesta Alam. Dengan begitu, setiap orang punya presepsi yang sama mengenai kebahagiaan dan kesuksesan, walaupun latar belakang kita berbeda-beda.

Lantas, untuk apa kita perlu mencari arti kesuksesan dan kebahagiaan yang objektif itu? Semua itu dimaksudkan agar kita menyadari untuk apa kita hidup di dunia ini, kenapa kita mesti ada di alam ini, dan mau kemana kita kelak. Ketika kita mengetahui arti kebahagiaan dan kesuksean yang objektif, maka kita sadar bahwa kita dapat hidup indah di dunia ini dan dapat memberikan banyak kebaikan kepada orang lain. Yang pada akhirnya, kita hidup di dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Kita tak akan salah melangkah mengejar kebahagiaan dan kesuksesan. Dengan kata lain, kita telah memiliki tujuan yang jelas, tidak samar. Sebaliknya, ketika kita tidak mengetahui arti sukses dan bahagia yang objektif, boleh jadi setelah memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan (menurut definisi masing-masing), kita malah bersedih dan menyesal.

Ternyata, kesuksesan dan kebahagiaan yang kita peroleh tidak sesuai dengan tuntunan Sang Pencipta, melainkan sesuai dengan bimbingan hawa nafsu semata. Ujung-ujungnya kita menyesal. Memang kita dapat kembali ke titik “nol”, memperbarui arti sukses dan bahagia sesuai dengan tuntunan ilahiah, tetapi kita sudah banyak membuang-buang waktu dan energi. Lebih baik dari awal, kita rumuskan arti kesuksesan dan kebahagiaan yang sesuai dengan kemauan Sang Pencipta. Lalu, berusaha mencapainya.

Disebutkan dalam Al Quran QS Al Baqarah ayat 5 :

أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya :  “ Mereka (yakni al-muttaqun yang disebutkan sifat-sifat dan ciri-cirinya dalam ayat sebelumnya) itulah (orang-orang yang berada) di atas petunjuk dari Robb (Tuhan) mereka (yakni Allah swt) dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Kata “ulaika” pada ayat di atas menunjuk pada kata “al muttaqun” pada ayat sebelumnya (QS 2 ayat 2-4) yakni beriman kepada Allah swt yang ghaib, menegakkan sholat, berinfak, beriman dengan kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw (Al-Qur’an) dan beriman dengan kitab yang diturunkan sebelum Muhammad saw (Injil, Taurat, Zabur, Suhuf-suhuf, dll), yakin akan kehidupan akherat.

Sedangkan kata “ al-muflih “ maknanya adalah “ yang menang, yang jaya, yang berhasil maksudnya, yang sukses (lawan gagal) ” (atau yang beruntung), dan yang dimaksud dengan kemenangan, kejayaan, keberhasilan, kesuksesan adalah kemenangan, kejayaan, keberhasilan, kesuksesan yang haqiqi di dunia dan memperoleh surga yang abadi di akherat kelak, sebagaimana yang dikatakan dalam QS 3 ayat 133 bahwa surga itu disediakan untuk al-muttaqun (orang-orang yang bertaqwa).

Jadi siapa “al-muflihun” (orang-orang yang menang, yang jaya, yang berhasil, yang sukses atau orang yang beruntung) yang dimaksud dalam ayat ini? Ya tentu “al-muttaqun” (orang-orang yang bertaqwa) yang sifa-sifatnya telah disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya (QS 2 ayat 2-4) yang beriman kepada Alloh swt (yang ghoib), mendirikan sholat, berinfak (yang wajib mmaupun yang sunnah), beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan Alloh swt kepada Nabi dan Rosul-Nya diantaranya kepada Muhammad saw (Al-Qur’an) dan kepada Nabi dan Rosul-Nya yang lain ( Injil kepada Isa as, Taurot kepada Musa as, Zabur kepada Dawud as, Suhuf-suhuf kepada Ibrohim as dan Musa as, dll), dan yakin akan adanya kehidupan akherat. Artinya kemenangan, kejayaan, keberhasilan, kesuksesan menurut Al-Qur’an tidak diukur dengan perolehan materi dan kedudukan, tapi lebih ditentukan oleh keimanan kepada Alloh swt dan amal sholeh dan ini bisa dicapai oleh siapapun (si kaya ataupun si miskin).

Tiga Kunci Sukses Inspirasi dari al Qur`an

Al Qur’an memberikan 3 kunci sukses tanpa batas. Tiga kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayat itu menggambarkan kepada kita betapa Maha Rahman dan Rahim-Nya Allah pada manusia. Hingga Allah memberikan 3 rahasia sukses serba guna. Pada bidang apapun pekerjaan kita, jika menggunakan 3 prinsip ini maka sukses pasti dapat kita raih. Sudah menjadi garansi Allah, “Man Jadda Wa jada”. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil.

Inspiring Qur’an Surah Faathir / 35 :29

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab (Al Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rejeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi”. (QS.35:29)

Kunci sukses pertama.
Inspirasi QS.35:29 yang pertama yaitu, “Yatslunal kitabullah”. membaca Kitab. membaca buku. Uraian ini bukanlah tafsir, tapi mengambil inspirasi ayat Al Qur’an.

Sukses itu ada ilmunya. Kata Nabi, Jika ingin sukses di dunia milikilah ilmunya, jiia ingin sukses di akhirat juga punya ilmu. Jika anda ingin sukses dunia dan akhirat, juga ada ilmunya. mencari ilmu itu penting. Dan Gudangnya ilmu adalah buku. Hampir semua ilmu ada bukunya berikut derivatifnya. Kuncinya adalah membaca. Jadi jika ingin mengambil ilmu dari gudang ilmu maka anda harus membaca. Ayat Al Qur’an yang pertama kali turun adalah IQRO’. Bacalah. Jika ingin sukses anda harus banyak membaca. Semua orang sukses adalah mereka yang gemar membaca. Koleksi bukunya banyak, bisa ratusan bahkan ribuan koleksi buku. Bagaimana dengan anda? Mereka punya perpustakaan pribadi. Anda bagaimana? Milikilah buku jika ingin sukses. Rajinlah membaca. Bukan sekedar membaca buku, tapi mengambil nilai-nilai positif dari sumber bacaan. membaca berarti memasukkan hal-hal positif dalam pikiran anda. Semakin banyak hal positif yang masuk maka nilai negatif akan tersingkir dari pikiran anda. Pikiran positif menghasilkan perasaan yang positif. Jika Pikiran dan perasaan sudah positif, optimis maka sikap anda menjadi baik. Sikap yang baik mempengaruhi 95 persen kesuksesan anda.

Buku adalah sumber inspirasi, sumber motivasi. Al Qur’an adalah lautan ilmu yang tidak pernah kering. Samudera Inspirasi. Di sanalah Power of success terus menyala. Full motivation.

Kunci sukses kedua.
Inspirasi QS.35:29 yang kedua adalah Mendirikan Sholat. Jika pada inspirasi pertama adalah membaca buku. Itu maksudnya adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas intelektual (IQ). Maka inspirasi kedua ini adalah meningkatkan kualitas spiritual. Spiritual Qoutient (SQ).

Membaca buku dalam rangka memperlebar ruang kemungkinan sukses dalam otak anda. “Pemikiran akan melahirkan kenyataan” kata Dr Elfiky Ibrahim dalam bukunya, Terapi berpikir positif. Apa yang anda pikirkan tentang diri anda akan menjadi kenyataan pada waktu yang sama, dan kenyataan itu tidak akan berubah hingga anda mengubah pikiran anda. Kalau Mendirikan sholat (SQ) adalah untuk meningkatkan kualitas keyakinan diri untuk sukses. Keyakinan akan pertolongan Allah untuk meraih kesuksesan. Bukan sukses di dunia semata, tapi sukses dunia dan akhirat. Banyak orang yang kaya tidak pandai bersyukur, tidak sohlat. Kecerdasan spritualnya rendah. Manusia hanya merencanakan, Allah yang menentukan. Bekerja dan yakin Allah pasti akan membantu. Ini adalah prinsip sukses orang beriman. Tawakkal Ilallah. Segala persoalan ada solusi spiritualnya. “Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat,” kata Allah. Ala bi Dzikrullah tath mainnal qulub. Sholat dan dzikir memberikan ketenangan pada jiwa. Hati yang tentram membuat pikiran jadi tenang. Kalau pikiran sudah tenang, ide-ide kreatif akan muncul dan sukses sudah pasti. Jika sukses sudah didapat, kembali bersyukur. Perbanyak dzikir, ucapkan alhamdulillah, subhanallah, dan istighfar,….Astaghfirullah.

Jika anda bersyukur, maka Allah akan membuka pintu-pintu rejeki dari segala penjuru. Derpan- belakang, atas-bawah. Harta menjadi berkah, hati kembali tentram. Bahagia sudah pasti. Di dunia sukses, akhirat mendapat Rahmat Allah. Subhanallah, Allahu Akbar.

Kunci sukses ketiga.
Inspirasi QS.35 yang ketiga adalah berinfak. Infak ini dalam rangka meningkatkan kepekaan sosial. Infak akan membersihkan harta, membahagiakan orang miskin. Salah satu do’a yang mustajab adalah do’a orang-orang miskin. membahagiakan mereka, kita akan mendapat do’anya. Infak juga membantu Allah. Intansurullaha yangshurkum. Jika kita menolong Allah maka Allah akan menolong kita, tentunya dengan keikhlasan. Boleh jadi kesuksesan yang diraih seseorang adalah karena infaknya baik infak harta maupun dalam bentuk menolong sesama. Untuk itu perlu kita tengok kembali diri kita, berapa besar infak kita sementara kita selalu mengharap kesuksesan dan kebahagiaan. Oleh karenanya, kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan bila kita menolong agamanya, yaitu banyak berinfak dan percaya akan percaya akan pertolongan-Nya.

Dr. Napoleon Hill selama 25 tahun meneliti lebih dari 500 orang sukses di Amerika. Ia menulis dalam bukunya “Think & Growth Rich” apa yang kita pikirkan dan percaya, maka kita pasti dapat meraihnya. “Pikiran melahirkan kenyataan” kata Dr. Elfiky Ibrahim dalam bukunya Terapi Berpikir Positif.

Cara Menyikapi Kesuksesan

Hampir semua ayat dalam Al Qur`an yang berbicara tentang pertolongan, kemenangan dan sejenisnya selalu dinisbatkan kepada Allah swt. Hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa kesuksesan dan kemenangan hanyalah milik Allah. Dialah yang menentukan sehingga kesuksesan yang hakiki hanyalah ketika menggunakan cara-cara yang dibenarkan Allah.

Islam tidak memperkenankan menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan. Kita sebagai hamba Allah diwajibkan bersungguh-sungguh untuk berikhtiar untuk menjemput kemenangan dan kesuksesan. Apabila kita telah berusaha namun kesuksesan itu ternyata belum menghampiri, maka seyogyanya kita menengok seberapa besar ikhtiar yang telah kita lakukan, mungkin usaha dan amal ibadah  kita belum sebanding dengan target yang ingin kita raih.

Melalui surat An Nashr, Allah swt memberi taujihat (arahan) kepada Rasul-Nya, dan tentu saja ini juga berlaku bagi kita semua, ummatnya, tentang bagaimana cara yang benar dalam menyikapi setiap kesuksesan , yaitu dengan memperbanyak bertasbih dengan memuji Allah dan beristighfar karena Dialah pemilik dan penentu kemenangan dan kesuksesan.

Dalam kontemplasi kita, sangatlah tepat jika seseorang memperolaeh kemenangan dan kesuksesan itu dengan banyak beristighfar berdasarkan fakta-fakta berikut.

  1. Bisa jadi dalam meraih kemenangan dan kesuksesan manusia tidak sabar sebagaimana disinggung Allah “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS Al Baqarah : 214). Disinilah tepat jika diperintahkan untuk beristighfar.
  2. Agar seseorang setelah meraih kemenangan dan kesuksesan tidak mabuk kemengan sehingga terkadang merayakannya secara berlebihan, bahkan dengan maksiat kepada Allah yang telah member kesuksesan tersebut.
  3. Dalam meraih kemenangan dan kesuksesan, mungkin saja ada cara-cara yang tidak diridhai Allah.
  4. Barangkali ada kekurangan dalam memuji Allah dan mensyukuri beragam nikmatnya yang melimpah dan tidak terbilang, termasuk nikmat kemenangan dan kesuksesan.
  5. Agar meredam rasa ego dan sombong yang sering menyelimuti hati orang-orang menang dan sukses.
  6. Juga untuk meredam rasa dendam terhadap lawan tanding, musuh yang kadang sulit bagi kebanyakan orang melupakannya.

Sikap inilah yang dipraktikkan Rasulullah saw karena menginspirasi isi surat An Nashr tersebut, dan setelah turun surat ini beliau banyak membaca tasbih dan istighfar. Semoga hal ini pula yang kita lakukan tiap kita meraih kesuksesan dan kemenangan sehingga Allah memberikan keberkahan hidup kita, keluarga, bangsa, dan negara kita. Amiin. *)

*) Oleh Ruqoyyah Fitri (Kepala Sekolah TKIT Al Ibrah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.