Mengenal karakter anak usia dini merupakan keharusan bagi orang tua atau guru. Dengan mengenal karakter anak usia dini dengan baik akan membantu orang tua atau guru mengantarkan anak-anak dalam meraih cita-citanya. Memahami karakter anak tidaklah semudah mengenal biodata anak. Memahami karakter anak butuh kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran oarang tua atau guru sehingga dia dapat memahami karakternya dengan baik dan benar.
Karakter anak adalah watak, kejiwaan dan sifat-sifat khas yang dibawa anak semenjak lahir, sebagai identitas diri yang membedakan dirinya dengan orang lain. Masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda, bahkan anak yang kembar sekalipun akan berbeda karakternya. Karakter seseorang anak akan terlihat dari cara dia bertutur kata, bersikap dan berprilaku. Semua aktivitas yang tampak secara kasat mata merupakan perwujudan dari watak, jiwa dan sifat anak didik.
Manfaat memahami karakter anak
Mengenal dan memahami karakter anak, memberikan manfaat yang banyak baik bagi anak sendiri maupun bagi orang tua atau guru yang berperan mendampingi mereka. Bagi peserta anak, mereka akan mendapat pelayanan prima, perlakuan yang adil, tidak ada diskriminasi, merasakan bimbingan yang maksimal dan menyelesaikan masalah anak dengan memperhatikan karakternya.
Begitu pentingnya mengenal dan memahami karakter anak, orang tua atau harus meluangkan waktunya bersama anak dan memberikan perhatian yang maksimal pada anak dalam membimbing mereka.
Beberapa karakteristik umum yang dimiliki oleh anak usia dini
- Unik. Tentunya, karakter yang dimiliki oleh anak berbeda-beda dan mempunyai ciri khas masing-masing yang meliputi bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang.
- Egosentris. Anak itu memiliki keegoan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan sikap anak yang cenderung memahami dan memperhatikan suatu hal hanya dari sudut pandang kepentingan sendiri saja.
- Aktif dan energik. Anak usia dini lazimnya senang sekali melakukan berbagai aktifitas. Si kecil seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah merasa bosan, dan tidak pernah berhenti beraktifitas kecuali saat ia tidur.
- Rasa ingin tahu yang kuat. Anak umumnya selalu memiliki rasa inging tahu yang tinggi dan antusias terhadap banyak hal terutama terhadap hal-hal yang baru. Pada saat anak sedang ingin mengetahui tentang suatu hal, dia akan selalu menanyakan hal tersebut dan selalu mengaitkan pembicaraannya dengan hal tersebut.
- Eksploratif dan berjiwa petualang. Dengan diiringi rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya senang sekali menjelajah, bermain kesana kemari, membongkar pasang mainan yang baru dibelinya, mencoret-coret dinding, dan sebagainya.
- Spontan. Perilaku dan sikap yang dicerminkan anak itu pada umumnya adalah sikap asli mereka tanpa di rekayasa. Sehingga, sering kita jumpai anak-anak berbicara ceplas-ceplos dan merefleksikan apapun yang ada dalam hati dan pikiran mereka.
- Senang dan kaya dengan fantasi. Si kecil biasanya suka terhadap hal-hal yang imajinatif seperti contohnya cerita dongeng. Mereka tidak hanya senang mendengarkan orang lain bercerita, tetapi mereka juga senang bercerita kepada orang lain.
- Mudah frustasi. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya atau membuat dia merasa tidak puas, maka dia akan kecewa dan meluapkannya dengan menangis atau marah-marah.
- Kurang pertimbangan. Dalam melakukan suatu hal, anak tidak akan mempertimbangkan apakah sesuatu itu berbahaya atau tidak bagi dirinya maupun bagi orang lain. Misalnya saat bermain dengan benda-benda tajam, mereka cenderung tidak mau mendengarkan perataan orangtuanya kalau benda yang dimainkannya itu berbahaya.
- Daya perhatian yang pendek. Anak umumnya tidak akan mampu duduk berlama-lama untuk memperhatikan sesuatu apalagi yang bersifat membosankan. Tapi sebaliknya, anak akan senang memperhatikan hal-hal yang menarik dan menyenangkan.
- Semangat belajar yang tinggi. Pada saat mereka mempelajari suatu hal, mereka akan bergairah untuk terus menekuninya dan mereka senang pula melakukan berbagai aktifitas yang membuat perubahan baru dalam dirinya. Misalkan, mereka jadi bisa mewarnai dan bernyanyi. Maka mereka akan melakukan hal tersebut berulang-ulang karena merasakan ada perubahan dalam dirinya dari tidak bisa menjadi bisa.
- Semakin menunjukkan minat terhadap teman. Anak-anak yang sudah mulai bersosialisasi dengan teman sebayanya cenderung mulai memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya. Misalnya dengan meminjamkan mainan atau membagi makanan yang ia punya.