By : Rosy Fatati Qonita (Siswi SMPIT Al Ibrah kelas 9)
SMP adalah tempat saya mencari jati diri, di sinilah saya merasakan hidup yang sesungguhnya. Sejak kepindahan dari SDIT Bina Insani Kediri saat kelas 5 SD karena mengikuti kepindahan orang tua ke Gresik. SDIT Al Ibrah dan SMPIT Al Ibrah menjadi pilihan.
Berawal dari anak polos yang tidak paham dengan Firman Allah SWT yang harus dihafalkan, butuh perjuangan yang tidak mudah, dimulai dengan angka nol, yang masih sangat membutuhkan bimbingan dan motivasi dalam menghafalnya, cukup sulit bagi saya untuk memurojaah hafalan yang pernah saya hafal dulu di SD. Dengan tekad yang kuat dan keyakinan yang besar saya awali perjalanan di SMPIT Al Ibrah dengan program Akselerasi hafalan selama satu tahun.
Banyak tantangan yang harus saya takhlukkan, dengan kemampuan yang Allah SWT beri kepada saya akhirnya dalam jangka waktu kurang lebih 1 Tahun pelajaran saya dapat menghafal 11 juz dalam Al-Qur’an.
Ternyata tantangan hidup saya tidak berhenti di tempat itu. Tahun ke-2 saya di SMP, saya sudah masuk dalam program reguler, dan pindah asrama bersama teman-teman boarding. Perjuangan yang lebih besar harus saya lakukan demi masa depan saya. Pelajaran yang sangat minim saya terima saat tahun pertama membuat saya harus lebih giat dan giat lagi dalam belajar akademik.
Di tengah itu, saya diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjabat sebagai ketua Osis yang sebelumnya tidak pernah sama sekali. Disitulah saya mendalami makna hidup ini,” Menjadi tua itu pasti, namun menjadi dewasa adalah pilihan”.
Kalimat itu yang dapat saya petik dalam tahun ke dua saya di SMP. Tantangan yang terus menerus menjadikan saya pribadi yang dewasa dan kuat setelah 2 tahun berjalan. Inilah tahun terakhir saya di SMP. Ujian yang tidak pernah berhenti waktu yang selalu penuh dengan belajar dan belajar, serta bersiap diri untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Awalnya saya berpikir bahwa kelas 9 itu berat. Tapi, setelah saya jalani dengan ikhlas, ternyata Allah memudahkannya.
Jatuh bangun dalam hidup itu sudah biasa. Manis dan pahit pun selalu ada. Di tahun inilah saya benar-benar merasakan arti belajar yang tujuannya tidak hanya untuk nilai melainkan untuk sekolah tingkat selanjutnya dan masa depan yang cerah.
Di awal semester 2, saya mulai untuk mencoba tes masuk SMA yang berbasis bahasa dan Al-Quran. Awalnya saya kesulitan dengan pertanyaan yang dilontarkan pada saat tes SMA karena menggunakan Bahasa Arab dan Inggris. Namun, saya bersyukur karena di SMPIT Al Ibrah sudah mulai menggunakan Bahasa Arab dan Inggris. Akhirnya dengan usaha, doa, dan tawakal, saya dapat memasuki sekolah tersebut dengan mudah. Tepatnya SMA MBS (Muhammadiyah Boarding School) di Piyungan, Prambanan, Yogyakarta.
Dulu saya tidak suka dengan pelajaran bahasa, selalu menganggap bahwa pelajaran bahasa itu susah. Namun dengan banyak motivasi yang diberi oleh ustad/ustadzah di sini membuat saya semangat mempelajarinya.
Ternyata tidak hanya dengan belajar saya bisa sukses. Setiap pagi musyrifah selalu mengajak kami untuk sholat tahajud. Di waktu itulah saya benar-benar meminta kemudahan kepada Allah SWT. Karena saya tahu banyak sekali orang hebat di sini.
Di tahun terakhir inilah saya benar-benar mengambil hikmah bahwa “ Hidup ini butuh keikhlasan. Tetap berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Biarkan Allah SWT yang mengatur segalanya. Karena sejatinya hanya Dia sang sutradara Terhebat“ .
Saya bersyukur sekali dapat bersekolah SMPIT AL IBRAH ini, kegiatan pembelajarannya yang seru dan menyenangkan, yang tidak hanya dilakukan di dalam sekolah dapat menjadikan peribadi yang senantiasa bersyukur, pribadi yang tangguh dan pemberani untuk bekal saya di masa depan.
Saya juga bersyukur , karena ustad dan ustadzahnya selalu sabar hingga saya tersadar akan arti menghargai orang lain. Dan mohon doanya agar di sekolah yg baru SMA MBS Yogyakarta, saya dapat meraih ilmu yang bermanfaat untuk menggapai cita-cita di dunia dan akhirat.
Terimakasih Ustadz dan Ustadzahku…
Jazakumullahu khairal jaza’ (*)
Gresik,26 Februari 2017