Banyak orangtua yang gelisah saat menjelang Ujian Sekolah (US) anaknya. Hal ini disampaikan ibu-ibu yang hadir mengikuti seminar parenting.
Seminar yang bertajuk “Menuju Sukses UN” ini digelar oleh Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Ibrah pada hari Sabtu (25/2) di Aula Perkumpulan Istri Karyawan Petrokimia Gresik (PIKPG), Jalan Ahmad Yani Gresik .
Ratusan orangtua dari kelas 4 hingga kelas 6 hadir memenuhi ruang seminar. Mereka tidak sabar mendengarkan sang motivator parenting, Ustadz Miftahul Jinan, dalam menyampaikan tips-tips jitu menuju sukses.
Acara dimulai dengan hadirnya 2 siswi SMPIT Al Ibrah di panggung. Laksana ‘guide’ dari Arab dan Inggris, mereka pawai dalam mengatur acara dari awal hingga akhir. Tentu, hal ini membuat hadirin terkesima. Acara pun dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Dua siswa naik ke panggung. Suara merdu dari bibir-bibir penghafal Al Quran dan lantangnya suara dalam membawakan sari tilawah membuat suasana semakin hening dan terasa khidmat.
Sebuah tampilan dari kelompok teater SMPIT Al Ibrah juga dipersembahkan untuk menghibur peserta. Opera tentang gambaran pemuda saat ini dikemas dengan konsep “Mannequin Challenge” tren video viral Internet di mana orang-orang tetap beku seperti manekin (manekin = patung untuk pakaian) sementara satu orang bergerak untuk merekam mereka, biasanya dengan backsound “Black Beatles” dari Rae Sremmurd.. Gemuruh tepukan tangan peserta seakan padat memenuhi ruangan aula PIKPG. Hingga akhirnya mereka berkumpul dan berbaris di atas panggung untuk mengucapkan salam perpisahan. “Demikian tadi persembahan kami”. ungkapan hati dari mereka yang disampaikan lewat gerak dengan kompak . Sebelum akhirnya turun dari panggung dan kembali ke tempat duduk mereka semula.
Acara inti seminar pun dimulai. Ustadz Miftahul Jinan mengawali materi dengan menukil kalimat dari Ali bin Abi Tholib, R.A. Trainer yang sekaligus penulis buku-buku parenting alumni Pondok Pesantren Gontor ini menyampaikan ada 6 kiat untuk menuju kesuksesan anak.
Ia juga menyampaikan pentingnya penanaman hukum “sebab-akibat” kepada anak. “Orangtua gak usa stress. Anak tidak perlu dipaksa belajar ketika menjelang US. Cukup dengan menyampaikan bahwa jika berusaha dengan keras, hasilnya pun maksimal. Jika bermalas-malasan, jangan berharap untuk mendapat nilai baik. Itulah contoh hukum sebab-akibat.” paparnya
Acara diakhiri dengan membuka pertanyaan dari peserta. Salah satunya dari Ibu Arafah. Wanita alumni Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan ampel ini menyampaikan memiliki putra kelas 6. “ Anak saya laki-laki, tapi sedikit-sedikit ke saya, sedikit-sedikit ke saya, lebih dekat ke saya daripada ke ayahnya. Apakah itu normal, Ustadz?” tanyanya disambut tawa peserta di tengah keseriusannya. Ustadz Jinan pun menjelaskan bahwa anak laki-laki yang lebih dekat kepada ibunya menunjukkan figur seorang ayah kepadanya masih kurang.
Untuk itu, hendaknya ayah harus lebih dekat kepada anak laki-lakinya. Apalagi saat ia sudah menginjak masa dewasa. “Harus dikenalkan kepadanya bagaimana seharusnya menjadi laki-laki” jelas motivator yang lahir di Ponorogo, 13 September 1969. (*)