Kompeni Belanda “Ngamuk” di Halaman SDIT Al Ibrah

ALIBRAHGRESIK.OR.ID, Gresik -Kompeni Belanda ngamuk di halaman SDIT Al Ibrah. Atas perbuatannya itu, Arek-arek suroboyo dan para pejuang tidak tinggal diam. Mereka bersatu dan dengan gigihnya melawan penjajah yang seenaknya ingin menguasai Surabaya.

Sebuah Teatrikal yang dipersembahkan oleh SDIT Al Ibrah ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2023 digelar di halaman sekolah.

Tepat pukul 07.50 WIB di halaman sekolah diawali dengan gemuruh  tembakan  dari para penjajah  dan  teriakan para sandera.

Tampilan yang begitu “mbois” dari para ustadz dan anak-anak ini mampu menghipnotis seluruh yang hadir di lapangan seakan mereka menyaksikan betapa dahsyatnya peristiwa 10 November 1945 saat itu.

Diceritakan, para sandera tersebut adalah orang-orang pribumi yang diperankan oleh seorang guru dan puluhan siswa jenjang atas SD IT Al Ibrah.

Sekolah Dasar Islam dengan tag line “Sekolah Bintang” ini sengaja menyuguhkan kisah kepahlawanan Bung Tomo dan para pejuang di kota Surabaya masa itu.

Adegan menyobek bendera warna biru penjajah Belanda yang masih berkibar berhasil dilakukan oleh Arek Suroboyo.

Disusul kemudian pidato yang membakar semangat rakyat Indonesia, yakni Bung Tomo.

Bung Tomo diperankan oleh Syauqi, seorang siswa yang duduk di kelas 5 jenjang atas dengan lantang dan penuh percaya diri menyampaikan pidatonya.

Di tempat yang berbeda, Kepala SDIT Al Ibrah, Janan menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh guru dan siswa yang telah mengemas Acara Peringatan Hari Pahlawan 10 November , tahun ini dengan penuh khidmat dan sangat bermakna.

“Terlepas siapa yang jadi TNI, atau siapa yang jadi penjajah, saya apresiasi kepada seluruh ustadz dan anak-anak yang turut berperan dalam teatrikal ini.  Karena memberikan visualisasi tentang bagaimana kejamnya penjajah dan semangat rakyat Indonesia bersama TNI, memang dperlukan adanya peran protagonis dan antagonis, biar cerita lebih hidup, dan bisa memberi pelajaran kepada para siswa, tentang sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan. ” tuturnya.

Belajar dengan metode bermain peran merupakan salah satu cara terbaik yang pernah digagas oleh konsultan pendidikan Indonesia, Munif Chatib, dalam bukunya yang berjudul “Sekolahnya Manusia” atau “Memanusiakan Manusia” berisi tentang bagaimana metode asik mengajarkan kepada siswa agar mereka mudah mengingat materi yang diberikan oleh guru.

Salah satunya adalah bermain peran. Dengan bermain peran, siswa akan mudah mengingat sebuah hal atau kejadian ketimbang sekedar mendengarkan cerita tanpa alat peraga.

Dalam Peringatan Hari Pahlawan ini, seluruh siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 berkumpul di halaman SDIT Al Ibrah. Mereka sangat antusias menyimak hingga berteriak histeris ketika para penjajah menggiring sandera ke tengah halaman sekolah.

Seorang siswa kelas 2 juga sempat merasa kaget,  betapa tiba-tiba seorang penjajah mengarahkan senapan ke arahnya.

“Seru banget ustadzah, apalagi  saat Belandanya mau nembak ke kita..hehe,” ujar Raisa dan Salma pada guru pendampingnya sambil tertawa dan diikuti dengan tawa teman yang lain. (*)

Penulis : Almaidatul Istibsyaroh (Guru SDIT Al Ibrah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.