Suatu hari ketika saya berkunjung ke rumah seseorang , saya melihat putranya yang kira-kira berusia 12 tahun makan sambil melihat acara di televisi, dan di sebelahnya ada segelas minuman, tanpa sengaja minuman tersebut tersenggol dan tumpah. Apa yang terjadi selanjunya! ternyata ibunya memanggil pembantu untuk membersihkannya.
Itulah sebuah fenomena yang sering kita jumpai, didikan semacam itu membuat anak tidak belajar bertanggung jawab, kehadiran pembantu rumah tangga sangat membantu tugas seorang ibu, tapi ketika kita terlalu menggantungkan pada pembantu, tanpa disadari kita mengajarkan anak tidak mandiri dan tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab merupakan kunci dan pendorong untuk mencapai tujuan, untuk itu betapa pentingnya, melatih anak kita untuk bertanggung jawab sejak kecil. Anak belajar bertanggung jawab bisa dimulai dengan hal-hal yang kecil, misalnya mengembalikan barang di tempatnya, menaruh piring kotor di tempatnya , kita harus memikirkan porsi tanggung jawab agar proposional bagi anak dan sesuai dengan usianya.
Dengan memberi pujian dan dukungan saat anak menjalankan tanggung jawab, maka anak akan merasa dihargai dan dipercaya, sehingga anak akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ketika anak tidak mau menjalankan tanggung jawabnya, orang tua tidak boleh langsung marah tetapi, lebih baik mengatakan ” Biasanya mas Eko meletakkan sepatu dan tas di tempatnya.
Apabila anak sudah dibiasakan dengan tanggung jawab sejak dini, maka anak akan belajar arti tanggung jawab. Dan kalau orang tua sedari dini mengajari anaknya arti tanggung jawab, Indonesia akan dipenuhi orang – orang yang bertanggung jawab.
Wallahu a’lam bish shawab *)
*) Oleh Yussy Muzdalifah, S.Psi (Guru BK SDIT Al Ibrah)