Hindari Menunda Selagi Ada Kesempatan

Foto : SMPIT Al Ibrah

Kejadan itu berawal dari acara hajatan di tetangga yang rumahnya agak sedikit jauh dari rumah kami. Al walid, sang kakek, sudah tidak mampu lagi untuk berjalan seperti orang normal yang mampu menempuh jarak ke tempat undangan acara hajatan, dan kebetulan waktu itu di rumah tidak ada sama sekali kaum Adam yang bisa mengantar beliau. Kita kaum Hawa tidak mungkin diizinkan untuk mengantar al walid, karena acara itu untuk kaum Adam, dan tidaklah baik jika kaum Hawa berada di tengah tengah kaum Adam yang bukan mahromnya.

Teringat ada sang cucu yang beberapa hari lalu pulang dari pesantren, maka diminta tolonglah aku untuk menjemput sang cucu yang rumahnya sekitar 500 meter dari rumah kami. Sesampainya di sana aku pun  langsung menyampaikan permintaan al walid kepada cucunya, remaja berusia 14 tahun itu, dan ia pun berkata, “ Aahh, embah ini mesti kok ada ada aja, Ayik itu mau main ke rumah temen udah janjian.“ “Bentar saja, kasihan embah kalau harus berjalan”, kataku.Ya udah, tapi tak antar saja terus tak tinggal. Kami pun berangkat menuju rumah. Selama perjalanan itu aku hanya bisa mengucapkan kata untuk menggugah keikhlasan niatnya mengantar al walid. “Ayik, harus bersyukur bisa mempunyai kesempatan untuk mengantarkan embah, karna kita gak perna tau apa yang terjadi besok, kapan embah akan dipanggil Yang Maha Kuasa, atau  bisa jadi kita dulu yang dipanggil Sang Maha Pencipta“ tak sepatah katapun keluar untuk berkomentar seperti yang biasanya dilakukan.

Sampailah kami di rumah, tak perlu menunggu lama, al walid pun pergi dengan sang cucu. Lama kutunggu tak ada suara motor yang bersinggah di depan rumah. Pikiranku pun melayang dengan bermunculan pertanyaan-pertanyaan konyol yang menyinggahi otak. Setelah kurang lebih satu jam berlalu, akhirnya ada suara salam, Assalamualaikum …. heyy aku dapat bingkisan juga looh.” Subhanallah, ternyata remaja yang masi labil itu mengubah keputusannya dan memilih mengikuti acara hajatan  bersama al walid sampai selesai.

Dan keesokan harinya, ada sms masuk,  “ tante aku jemputen, di rumah gak ada motor, Ayik mau main ke embah. “ Berlinang air mata aku membaca sms darinya, remaja yang biasanya memilih bermain bersama temannya, berinteraksi dengan gadgetnya dan sibuk dengan dunianya sendiri kini telah menjadi remaja yang manis dan lebih bisa meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan keluarga.

Sepenggal kisah di atas merupakan satu contoh. Bukan hanya remaja, kadang terjadi juga pada orang dewasa, karena terlena dengan kesibukannya mereka sering melupakan orang di sekitarnya yang masih perlu untuk diperhatikan dan diajak bercengkrama terutama dengan orang tua, seakan-akan besok masih bisa untuk bercengkrama dengan mereka, padahal dalam wahyu Allah telah disampaikan:

 وَماَ تَدْ رِيْ نَفْسٌ ماَذَا تَكْسِبُ غَدًا وَماَ تَدْ رِيْ نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْت إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Luqman: 34)

            Selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, mari kita manfaaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, dengan melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat untuk kita pertanggungjawabkan kepada sang Ilahi Robbi. Rasulullah S.A.W bersabda :

Tidak akan bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat nanti di hadapan Robbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan, dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang ia ketahui”  (H.R At- Tirmidzi no.2340)

Semoga kita senantiasa diberi kesempatan untuk tidak menunda-nunda kebajikan, meluangkan waktu dan perhatian untuk keluarga, terutama orang tua kita sebelum semuanya terlambat dan menjadi penyesalan, karena kita menjadi sekarang adalah berkat jasa perhatian kasih sayang dan pengorbanan keluarga kita.

Dan waktupun berlalu tidak akan pernah kembali…*)


*Ditulis oleh Khusniyah, S.Pd.I, (Guru SMPIT Al Ibrah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.