Tips agar Anak Ber-Internet Aman

anak bermain internet
foto : suaramuslim.com

Kejujuran Semua diawali dari perilaku kita sebagai orang tua. Ortu harus jujur kepada anak-anak sehingga mereka akan mencontoh kita. Jelaskan secara logika (sesuai kemampuan kosa kata mereka) jika kita melarang sesuatu, jangan berbohong.

Kaget?
Ya, sebagai orang tua tentu akan terkejut dengan media Internet saat ini. Nyo menjadi praktisi di dunia Internet sejak tahun 2003 (in syaa Allah buku terbaru juga tentang parenting mengenai Internet). Dulu tahun 2003, iklan-iklan berhubungan dengan pornografi atau konten yang tidak pantas untuk anak-anak masih susah ditemukan.

Sekarang? Tidak usah jauh-jauh kita mencari website khusus ‘dewasa’, di sosial media semacam FB juga bertebaran konten yang harus diwaspadai. Coba Anda perhatikan iklan-iklan di bagian kanan FB, ada banner ‘T*han L*ma’ atau ajakan pariwisata dan bisnis dengan gambar yang tidak ada hubungannya sama sekali akan jasa yang ditawarkan.

Youtube adalah contoh yang lain, setiap video yang mendapat hit banyak akan menjadi ‘headline’ di bagian halaman utama. Pernah seorang pria tanpa b*sana muncul di halaman muka, padahal Nyo mau membukakan Naruto buat si buah hati. Game online anak-anak? Jangan salah, buka dan Anda akan menemui game khusus dewasa yang siap dikonsumsi anak-anak. Melarang anak-anak? Jelas tidak bijak karena gadget bertebaran di mana-mana.

Dilarang di depan PC mereka bisa membuka lewat ponsel atau tablet tanpa sepengetahuan kita. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah memahamkan anak-anak’ entah lewat jalan agama atau logika sesuai dengan kemampuan mereka. Salah satunya Nyo mendidik agar anak selalu jujur, sehingga ketika mendapatkan hal baru di Internet dia akan bertanya dulu kepada kita. Anak-anak Nyo juga mendapat pemahaman tentang aurat, sehingga mereka sudah mempunyai ‘rasa malu’ saat melihatnya. Tips dari Nyo:

1. Contohkan

Kejujuran Semua diawali dari perilaku kita sebagai orang tua. Ortu harus jujur kepada anak-anak sehingga mereka akan mencontoh kita. Jelaskan secara logika (sesuai kemampuan kosa kata mereka) jika kita melarang sesuatu, jangan berbohong. Bahkan saat kita bercanda tidak boleh berbohong. Manfaatnya besar sekali, setiap menemukan hal baru maka anak akan berkata jujur. Setiap ditanya sesuatu, mereka akan jujur.

2. Bersikap Terbuka
Bukalah selebar-lebarnya ruang untuk berdiskusi. Tidak marah, panik atau bingung apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan saat anak melihat atau menemui hal baru yang bukan pada tempatnya. Jelaskan sesuai kemampuan kita. Jangan hanya berkata: “ini tidak baik”, “ini buruk” tanpa memberi alasan. Saat anak berani berbohong, maka orang tua perlu mengevaluasi hubungan/komunikasi dengan putra-putri mereka. Percayalah, anak-anak diberi kemampuan untuk memahami ‘keinginan’ kita jika bersikap terbuka.

3. Dampingi
Ya walau sudah SD misalnya, usahakan ortu tetap mendampingi anak dalam ber-Internet atau teknologi lainnya. Jika mereka mempunyai FB, kita juga harus memiliki agar dapat mengetahui bagaimana mereka bersosialisasi. Bukan sebagai pengawas atau satpam, tetapi menjadi sahabat akrab anak-anak. Sehingga kelak saat anak dewasa akan berkata: “Sahabat terbaik saya adalah Ibu dan bapak.”

4. Pelajari
Teknologi Baru Perluas wawasan ortu soal dunia teknologi. Jangan hanya asal menyalahkan teknologi dan anak-anak jika kita buta sama sekali soal teknologi. Minimal tahu walau tidak harus menguasainya. Kalau perlu libatkan anak-anak untuk mengajari kita sehingga mereka merasa tersanjung bisa membantu kita.

5. Dengarkan
Beri kesempatan anak mejelaskan apa yang ada di dalam pikirannya. Jangan menghakimi sebelum kita mengetahui apa yang ada di benak mereka. Anak akan bahagia saat orang tua mau mendengarkan keluh-kesahnya sekecil apapun. Jika anak kita mempunyai tipe pasif, kita harus banyak bertanya dengan cara yang tepat.

6. Tulus Cinta
Banyak ortu yang berpura-pura ‘mendengarkan/mendampingi’ kegiatan anak, sayang kita tidak tulus melakukannya. gerak-gerik serta aura tubuh kita dapat dibaca oleh anak, apakah kita tulus atau tidak. Mereka mengajak bicara, kita cuma berkata “hm.. ya ya.” Padahal muka meleng sambil Fb-an. Sungguh terlalu…, ubah dan pandanglah dia dengan cinta, dengarkan baik-baik apa yang mereka sampikan.

7. Doa
Apapun agama Anda, berdoalah agar buah hati kita selalu di jalan kebaikan Semoga tips ini bermanfaat buat ortu dalam mendampingi anak ber-Internet/teknologi lainnya. 🙂 Nyo,

sumber : ini gresik diambil dari https://www.facebook.com/sinyo.egie/about

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.