Tim perkusi SDIT Al Ibrah memang memiliki talent yang patut diacungkan jempol. Dengan menggunakan alat-alat dari barang bekas, mereka mampu menciptakan ritme nada yang enak didengar. Sehingga tak heran jika tim perkusi asuhan ustadz Wendy ini berkali-kali tampil di ajang kreativitas. Bahkan, sempat meraih juara 2 dalam Festival Pelajar Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang diselenggarakan oleh Koorinator Wilayah (korwil) IX meliputi Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Tuban.
Bakat-bakat mereka juga ditunjukkan saat mengisi acara Semarak Muharram 1438 H dan Milad ke-27 Al Ibrah di hadapan 200 anak yatim dan dhuafa yang hadir di SDIT Al Ibrah.
Tidak hanya piawai di dalam memainkan alat musik tersebut, tim perkusi ini juga mengemas dengan gayanya yang kocak. Mulai kostum mereka yang ala “kabayan” sampai pada penampilan humorisnya. Tentu saja membuat semua yang hadir tertawa.
“Gayanya itu lho, lucu banget….!” kata salah satu anak yatim yang enggan disebut namanya.
Pada hari Ahad (23/10) mereka juga diundang untuk mengisi acara Car Free Day di Wahana Ekspresi Poesponegoro. Penampilan mereka dipadu dengan teater islami yang menceritakan tentang awal masuknya islam di Kota Pudak yang dibawa oleh para wali.
Pelatih perkusi, Wendy mengatakan agar tampilan perkusi bisa mengandung amanat yang disampaikan ke masyarakat yang hadir, perlu dikolaborasi dengan tampilan seni yang lain.
“Teater sangat cocok untuk memberikan pesan kepada masyarakat tentang perjuangan para wali dalam meyebarkan Islam di Kota Gresik ini.” lanjut Wendy.
Kolaborasi perkusi dan teater ini juga pernah mewakili Kecamatan Manyar dalam lomba Pekan Seni Pelajar di Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.