Guru Kreatif
Nur Laili (Guru Al Ibrah Gresik) sebagai salah satu finalis lomba guru kreatif SIT - JSIT Indonesia

Gresik Lolos Mewakili Jawa Timur dalam Lomba Guru Kreatif SIT Tingkat Nasional

Gresik  akhirnya berhasil lolos menuju babak final. Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia melalui surat keputusan no.02/XI/SK-JSIT/K/2016,  menetapkan nama-nama tiga belas finalis Lomba Guru Kreatif SIT Berbasis Pembelajaran Terpadu.

Dari ketiga belas finalis yang akan mengikuti  final pada Sarasehan Guru Kreatif Sekolah Islam Terpadu yang akan diselenggarakan hari minggu sampai senin (27-28/11) di Jakarta , tiga di antaranya dari Jawa Timur.

Tiga finalis dari Jawa Timur tersebut antara lain Nur Laili (SDIT Al Ibrah Gresik), Suci Winarsih (SDIT Alam Al Uswah Bangil) dan Galih Putra Wiyono (SMPIT Al Hikmah Bence Blitar)

Sedangkan  sepuluh  finalis lainnya berasal dari Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Riau, sebagaimana yang disampaikan ketua umum JSIT Indonesia, Sukro Muhab dalam lampiran surat keputusannya  tertanggal 12 November 2016.

“Alhamdulillah, Rencana Program Pembelajaran (RPP) berbasis terpadu yang telah saya kirim beserta video proses pembelajaran di SDIT Al Ibrah akhirnya berhasil mengantarkan saya menjadi wakil Gresik ke tingkat nasional.” Kata Eli saat diwawancarai salah satu media online.

Eli menjelaskan dirinya akan mempersiapkan dengan maksimal dalam babak final di Jakarta selama dua hari tersebut. Adapun mekanisme  dalam final tersebut antara lain sharing best practices RPP terpadu dengan bentuk presentasi maksimal tiga puluh menit yang disertai uraian RPP dan skenario pembelajaran TERPADU dan sekaligus tayangan rekaman pembelajaran sekitar sepuluh menit.

“Tentunya  dengan menunjukkan media atau alat peraga yang digunakan.”paparnya.

Eli adalah salah satu guru kelas dua di  SDIT Al Ibrah.  Meski bukan termasuk guru senior, tetapi ia tergolong guru yang kreatif dan inovatif. Atas bimbingan dan dorongan dari teman-temannya serta seringnya ia mengikuti pelatihan-pelatihan tentang  pendidikan, Eli semakin memiliki segudang pengalaman dalam mendidik siswa-siswi.

“Hal yang menjadi kebiasaan para guru di Al Ibrah adalah keharusan guru untuk mengikuti pengajian satu pekan sekali yang diadakan di sekolah. Selain itu setiap hari guru harus membiasakan shalat dhuha danmembaca Al quran sebelum memulai pembelajaran dengan siswa.” Kata Eli.

Menurutnya, dengan membiasakan shalat dhuha dan  membaca Al Quran setiap hari akan memperbaiki sisi ruhiyah seorang guru sehingga akan lebih mudah dalam mendidik siswa-siswi di sekolah. (r47)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.