Urwah bin Zubair; Kuatnya Kaki yang digergaji

urwah bin zubair
ilustrasi; perjalanan dengan onta

Kala itu, Di dekat Rukun Yamani, duduklah empat orang pemuda bersaudara  yang masih remaja,  dan terhormat nasabnya, serta berbaju harum dan mengkilat . Mereka bagaikan merpati-merpati masjid. Mereka itu tak lain adalah ‘Abdullah bin Az Zubair, Mus’ab bin Az Zubair, Urwah bin Az Zubair dan Abdul Malik bin Marwan.

Terjadi perbincangan ringan dan sejuk di antara anak-anak muda ini. Lalu salah seorang di antara mereka berkata,“Hendaklah masing-masing dari kita memohon kepada Allah apa yang hendak dia cita-citakan.”

Maka khayalan mereka terbang ke alam ghaib nan luas, angan-angan mereka berputar-putar di taman-taman harapan nan hijau.

Kemudian Abdullah bin Az Zubair berkata,“Cita-citaku, aku ingin menguasai Hijaz dan memegang khilafah.” Saudaranya, Mus’ab berkata, “Kalau aku, aku ingin menguasai dua Irak (Kufah dan Bashrah) sehingga tidak ada orang yang menyaingiku.”

Sedangkan Abdul Malik bin Marwan berkata, “Jika anda berdua hanya puas dengan hal itu saja, maka aku tidak akan puas kecuali menguasai dunia semuanya dan aku ingin memegang kekhilifahan setelah Muawiyah bin Abi Sufyan.”

Sementara ‘Urwah bin az-Zubair terdiam dan tidak berbicara satu kalimat pun, maka saudara-saudaranya tersebut menoleh ke arahnya dan berkata, “Apa yang kamu cita-citakan wahai Urwah?” Dia menjawab, “Mudah-mudahan Allah memberkati kalian semua terhadap apa yang kalian cita-citakan dalam urusan dunia kalian. Sedangkan aku hanya bercita-cita ingin menjadi seorang ‘alim yang ‘Amil (Mengamalkan ilmunya), orang-orang belajar Kitab Rabb, Sunnah Nabi dan hukum-hukum agama mereka kepadaku dan aku mendapatkan keberuntungan di akhirat dengan ridla Allah dan mendapatkan surga-Nya.”

Waktu pun berjalan begitu cepat, sehingga memang kemudian Abdullah bin Az Zubair dibaiat menjadi Khalifah setelah kematian Yazid bin Muawiyah (Khalifah ke dua dari khilafah Bani Umayyah), dan dia pun menguasai kawasan Hijaz, Mesir, Yaman, Khurasan dan Iraq. Kemudian dia dibunuh di sisi Ka’bah tidak jauh dari tempat dimana dia pernah bercita-cita tentang hal itu.

Dan ternyata Mus’ab bin Az Zubair pun menguasai pemerintahan Iraq sepeninggal saudaranya, ‘Abdullah namun dia juga dibunuh di dalam mempertahankan kekuasaannya tersebut.

Demikian pula, Abdul Malik bin Marwan memangku jabatan Khalifah setelah ayahnya wafat, dan di tangannya kaum Muslim bersatu setelah pembunuhan terhadap ‘Abdullah bin Az Zubair dan saudaranya, Mus’ab di tangan pasukan-pasukannya. Kemudian dia menjadi penguasa terbesar di dunia pada zamannya. Lalu bagaimana dengan ‘Urwah bin Az-Zubair?