
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا
“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami”. (Hadits Shahih, Riwayat, At-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami’ no.5445).
Hadits tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada orang lain sesuai dengan usia atau kedudukan yang dimilikinya.
Disebutkan dalam hadits tersebut perintah untuk menyayangi anak-anak kecil dan memuliakan orang yang lebih tua maupun lebih besar kedudukannya.
Demikianlah sikap seorang muslim yg mengikuti sunnah Rasulullah .
Adapun ucapan beliau “bukan dari golongan kami” maksudnya adalah “orang tersebut tidak mengikuti sunnah kami (yakni sunnah Rasulullah dan para sahabatnya ).” Dengan kata lain, barangsiapa tidak menyayangi anak kecil dan tidak memuliakan orang yg lebih tua ataupun dituakan, maka dia telah menyelisihi sunnah Rasulullah.
Adapun cara Rasulullah memperlakukan anak-anak atau anak kecil. Inilah 6 Sunah Rasulullah Menyayangi Anak.
- Rasul senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan Rasul pun tak jarang memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah dan lain-lain dari putra-putra pamanya Al-Abbas RA. untuk berbaris lalu berkata, “Siapa yang lebih dulu sampai kepadaku akan kuberi sesuatu (hadiah).” Mereka pun berlomba-lomba menuju Rasul, kemudian duduk di pangkuan Beliau, lalu Rasul memeluk mereka dan menciuminya.
- Al-Aqraa bin Harits melihat nabi Muhammad Saw. mencium Al-Hasan ra. lalu berkata,”Wahai Rasulullah, aku belum pernah mencium mereka.” Rasul bersabda: “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang ,niscaya dia tidak akan di sayangi.”
- Seorang anak kecil dibawa kepada Rasul,supaya dimohonkan berkah dan diberi nama, lalu anak itu dipangku oleh Beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata,” Jangan diputuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah sampai dia selesai dulu kencingnya.” Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian berbisik kepada orangtuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka (anak-anak) telah pergi Beliau mencuci sendiri kain yang terkena kencing tadi.
- Nabi Muhammad melakukan sholat, sedangkan Umamah binti Zaenab diletakkan di leher Beliau. Di saat Beliau sujud, lalu diletakkanlah Umamah dan bila beliau bangun dari sujud, Umamah diletakkan lagi di leher Beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam.
- Rasululah pernah lama sekali bersujud dalam sholatnya, maka sahabat bertanya.”Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lama sekali bersujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau engkau sedang menerima wahyu. Rasul menjawab.“Tidak apa-apa saat itu aku ditunggangi oleh cucuku,maka aku tidak mau melepaskanya hingga dia puas.” Anak itu adalah Al-Hasan atau Husein ra.
- Diriwayatkan pada suatu hari raya Rasul keluar rumah untuk melaksanakan sholat Id. Di tengah jalan tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada sseorang yg sedang duduk menyendiri dan menangis tersedu-sedu, bajunya compang-camping dan tidak bersandal pun Rasul menghampiri anak itu mengusap kepalanya dan mendekapnya di dada Beliau seraya bertanya.”Mengapa kau menangis, Nak?.” Anak itu menjawab, “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama nabi”. Lalu ibuku menikah lagi, lalu aku diusir untuk jauh dari rumah, sekarang aku takmempunyai baju dan makanan yang enak. Kemudian Rasul membimbingnya dan berkata, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu? Fatimah menjadi kakakmu? Aisyah menjadi ibumu? Ali sebagai pamanmu? Fatimah menjadi kakakmu? Hasan Husein menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu, siapa orang yang berbicara di hadapannya, maka ia langsung menjawab, “Mengapa aku tak suka, ya Rasulullah”. Kemudian rasul membawa anak itu ke rumah beliau dan diberinya pakaian yang indah memandikanya, dan memberinya perhiasan yang indah-indah lalu mengajaknya makan. Kemudian anak itu kembali bermain keluar berrsama teman-temanya sambil tertawa dan kegirangan, melihat perubahan itu kawan-kawannya bertanya.” Tadi kamu menangis, kenapa sekarang kamu bergembira, anak itu menjawab, “Tadi aku tidak mempunyai pakaian sekarang aku punya, tadi aku lapar sekarang aku kenyang. Tadi aku tidak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.