Bukan Rihlah Biasa!!

rihlah kawah ijen 2016
Bukan Rihlah Biasa

Alhamdulillah… Ujian Nasional selesai dilaksanakan beserta serangkaiannya. Semua bersorak gembira, tinggal menanti hari paling mendebarkan yakni pengumuman hasil ujian Nasional tersebut. Biasanya para siswa melepas perasaan bahagia ini dengan jalan jalan atau refreshing, setelah berbulan-bulan berkutat dengan buku pelajaran.

Tak ketinggalan kami (siswa dan guru SMPIT Al Ibrah) juga ikut memanfaatkan momen ini. Ya, rihlah luar biasa ke Taman Wisata Alam Kawah Ijen dan Pantai Bangsring yang terletak di kota Banyuwangi.

Bagi sebagian orang hiking mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun bagaimana jika itu dilakukan oleh orang yang belum pernah hiking bahkan jarang latihan fisik? Butuh perjuangan yang luar biasa!

Hiking yang dimulai pada pukul 03.00 sabtu pagi ini benar-benar menguji ketahanan mental dan fisik para guru dan siswa. Berjalan di kegelapan, dengan penerangan senter seadanya, yang ada kalanya naik dan menanjak, yang membuat beberapa siswi sempat mengeluh. Tapi mereka tak pernah putus asa. Saling bekerja sama dan memotivasi satu sama lain agar bersama sampai dipuncak dengan selamat dan bahagia.

Selanjutnya, setelah memacu adrenalin dengan mendaki puncak kawah Ijen, kami bertolak menuju pantai Bangsring. Disana kami dimanjakan dengan pemandangan elok garis pantai yang menampakkan selat Bali dan beberapa pulau di sekitarnya.

Eits… Tak hanya itu! Kami lalu menyeberang ke pulau Tabuhan dengan menggunakan kapal motor. Menikmati indahnya Selat Bali dari pulau Tabuhan, sambil berenang dan snorkling melihat keindahan alam bawah laut.

Maa Syaallah… Dua pemandangan yang berbeda. Gunung dan lautan lepas membuat kami merasa teramat kecil dan tidak ada artinya.

Dan perjalanan rihlah kali ini telah memberikan beberapa pelajaran bagi kami,

Yang pertama, jangan pernah berhenti walau sependek apapun langkah kita menuju cita-cita dan tujuan hidup. Karena semakin sering berhenti dan semakin banyak mengeluh makan akan semakin lama tujuan itu tercapai. Selain itu kita rentan terserang rasa bosan yang pada akhirnya membuat kita berputus asa.

Selanjutnya, Rasulullah bersabda “Dari Abu Hurairah, ra, berkata Rasulullah saw bersabda : orang mukmin yang kuat lebih itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan……….. (HR. muslim). Dengan adanya rihlah ini, kami berharap bisa menjadi mukmin yang lebih kuat baik secara fisik maupun mental.

Yang kedua, teringat kata sang motivator bang Jamil Azzaini “orang yang sukses adalah orang yang mampu mengantarkan orang lain menuju kesuksesan”. Karena sejatinya kesuksesan bisa terwujud mana kala ada kerjasama satu sama lain. Begitulah saat kami hiking ataupun berenang. Saling memotivasi dan saling membantu dalam proses belajar agar sama-sama bisa mewujudkan mimpi dan cita-cita.

Dan yang terakhir adalah saat kami berjalan di atas bukit hingga mengarungi samudera-Nya, nampak sekali kami bak debu yang tiada ada artinya. Bahwa Dia lah satu-satunya maha besar yang penguasa alam semesta. Jika sudah seperti ini, masih pantaskah ada rasa sombong dalam diri?

Itulah sedikit cerita rihlah dari kami. Rihlah yang bukan rihlah biasa. Rihlah yang memberikan sebongkah pembelajaran untuk masa depan kami

Waallahu a’lam bish showab (*)

 

*Sri Hidayati Nur (Pustakawati SMPIT Al Ibrah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.